Serial Animasi Karya UNIKOM: Super Neli
Menurut Robby UL Pratama selaku Ketua
Divisi Animasi juga producer dan director film tersebut, Super Neli sampai saat
ini masih dalam tahapan produksi dan direncanakan akan rampung akhir tahun ini.
“…karena proses produksi masih berjalan jadi film Super Neli belum ditayangkan,
nantinya setelah rampung seluruh episode kami berencana untuk menayangkan di
televisi nasional, sedangkan bagi yang ingin melihat trailer filmnya sudah bisa
disaksikan di youtube,”.
Meski proses produksinya masih berjalan,
Film Super Neli telah meraih penghargaan di tahun 2011 sebagai The Best Story of ANIMASINDO dan
ASEAN Character Award JAPAN tahun 2015.
Robby menambahkan, karakter Super Neli yang digagas di film ini terinspirasi
dari quoets “don’t
judge a book by its cover”. “Quoets yang
bermakna jangan pernah menilai seseorang dari penampilannya saja, menjadi
inspirasi kami untuk membuat karakter Super Neli, selain itu karakter seorang
Nenek merupakan figur yang cocok sebagai penyampai pesan kebaikan untuk
anak-anak yang lebih muda,” ujarnya.
Unikom menggandeng PT Ayena Mandiri
Sinema/Ayena Animation Studio memproduksi Film Animasi Serial Televisi 3D
berjudul “Super Neli: Nenek lincah yang Menjadi Super Hero Session 1”. Film bergenre ‘Slapstik
Komedi’ ini merupakan film animasi pertama yang diproduksi di Divisi Animasi
Unikom dimana proses produksinya melibatkan puluhan orang dari kalangan
profesional, mahasiswa dan alumni Unikom.
Rencananya, Film Super Neli session 1 akan memutarkan 24
episode berdurasi 3.5-7 menit/episode yang bisa dijadikan pilihan tontonan
anak-anak berusia 8-12 tahun. Film ini bercerita tentang seorang Nenek bernama
Neli yang berusia 75 tahun, dimana tokoh tersebut memiliki kekuatan super. Neli
tinggal bersama teman-temannya di sebuah Panti Jompo bernama Matahari Senja
yang terletak di Desa Bodjong. Namun, kehidupan Neli dan warga desa kerap
terganggu dengan tingkah dua maling kampung bernama Kampret dan Super Galak,
yang ingin menguasai Desa Bodjong tersebut. Dengan kekuatan super yang
dimilikinya, Neli berjuang untuk menyelamatkan Desa Bodjong dari ulah maling
kampung tersebut.
Bagi Robby, yang membedakan Super Neli dengan film animasi
pada umumnya terletak pada proses pembuatannya menggunakan teknologi 3 dimensi
dan software Blender. Selain itu, karakter seorang Nenek yang menjadi
superhero dari film ini memberikan nilai inovasi tersendiri, dimana belum ada
karakter sejenis yang ditampilkan pada film animasi di Indonesia bahkan luar
negeri. “…uniknya film animasi Super Neli pun mengambil latar belakang Tanah
Sunda dan Jawa Barat, bahkan bahasa yang dipakai dalam pengisian suara adalah
Bahasa Indonesia dan Sunda walaupun jenis film animasi ini adalah
slapstick/nondialog,”.
Adanya film ini diharapkan dapat mendukung perkembangan
industri kreatif Indonesia khususnya di bidang animasi. “Kami ingin membuktikan
bahwa animasi Indonesia atau lokal tidak kalah menarik dari animasi luar
negeri, terlebih film ini merupakan proyek kolaborasi antara Unikom sebagai
perguruan tinggi dan Ayena Studio sebagai industri, sehingga diharapkan sinergi
yang terbangun mampu memicu kreativitas di lingkungan Civitas Akademika
Unikom,” pungkas Robby.